Kami mohon bantuan dan dukungan dari Anda, Apabila Anda menyukai artikel di Timez ini, Dimohonkan untuk Men – Share nya ke Facebook, melalui tombol Bagikan ke (Facebook), Agar teman2 Kita Yang Lain dapat menikmatinya, dan dapat membantu perkembangan site ini, Kepedulian Anda, Adalah Semangat kami.Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih.

Pengalaman Mati Suri Seorang Atheis



Pada 1989, Dr. George Rodonaia imigrasi ke Amerika Serikat, sebelumnya dia adalah dokter penyakit jiwa di Uni Soviet, yang juga seorang ateis yang teguh. Dia pernah mengalami suatu "pengalaman klinis hampir mati" yang paling panjang pada 1976.

Setelah George ditabrak mobil, ia dinyatakan mati. Jenazahnya diletakkan di ruang mayat selama 3 hari, hingga setelah seorang dokter melakukan autopsi di bagian perut baru bangkit kembali. Sejak itu, George beralih ke bidang penelitian mempelajari roh, dan meraih gelar doktor dalam bidang psikologi agama. Dan tidak lama setelah itu menjadi pendeta gereja Kristen ortodoks. Kini sebagai pendeta persekutuan pertama perlindungan gereja di Kota Nederland, Texas. Berikut adalah pengalamannya yang dicatat dalam karya Phillip L. Berman, "Perjalanan Pulang Kembali".

Waktu itu, hal pertama yang saya ingat adalah mendapati bahwa diri saya berada di sebuah lingkungan yang gelap gulita. Saya tidak merasakan penderitaan jasmani, saya tetap masih ingat bahwa saya adalah George. Kegelapan ini adalah suatu hal yang belum pernah saya jumpai sebelumnya. Saya merasakan ketakutan yang mendalam, dan tidak pernah saya bayangkan bisa seperti ini. Terhadap diri sendiri, saya tetap merasa terkejut, namun tidak tahu di mana. Sebuah pikiran tiada hentinya terus bergulir dalam kesadaranku: Saat setelah saya mati bisa bagaimana keadaannya.

Saya telah bisa mengendalikan perasaan saya, lalu mengingat kembali semua peristiwa yang pernah terjadi. Mengapa saya berada di tengah kegelapan ini? Saya harus bagaimana? Saya lalu teringat kata-kata mutiara termasyhur Dicolle, "Aku merenung, maka itu diriku ada". Kemudian saya merasa agak lega, karena di saat yang demikian saya baru meyakini bahwa saya masih hidup, meskipun berada di sebuah ruang dimensi yang berbeda. Kemudian saya berpikir, jika memang saya masih hidup, lalu mengapa saya tidak berpikir ke arah yang baik. Saya adalah George, dan saya berada di tengah kegelapan, namun saya tahu bahwa saya masih hidup, saya adalah diri saya. Dan saya tidak boleh berpikir ke arah yang buruk.

Kemudian saya berpikir, kegelapan, bagaimana mungkin bisa baik. Jika baik seharusnya ada cahaya. Dan tiba-tiba saya lalu berada di tengah cahaya berkilauan, cahaya yang sangat terang benderang. Warna putih yang terang benderang, sangat menyilaukan mata. Seperti cahaya blitz kamera yang begitu menyilaukan, namun tidak berkerlipan. Mula-mula saya merasa bahwa cahaya yang menyilaukan mata ini bisa membuat orang menderita, namun perlahan-lahan saya bisa mengadaptasinya. Saya mulai merasa hangat dan nyaman, segalanya tiba-tiba berubah menjadi baik sekali.

Selanjutnya saya melihat di sekeliling, molekul sedang terbang di mana-mana, atom, proton dan neutron ada di mana-mana. Di satu sisi, semua benda ini kacau balau tidak teratur, namun pada sisi lainnya, yang mendatangkan kegembiraan yang tiada tara pada diri saya adalah bahwa semua benda yang semrawut ini juga berada dalam simetri mereka sendiri. Simetri ini indah dan merupakan suatu kesatuan, Dia membuat segenap tubuhku penuh dengan kebahagiaan yang sangat. Metode keberadaan kehidupan dan kealamian yang menyeluruh hadir di depan mataku. Di saat yang demikian rasa cemas terhadap ragaku telah lenyap sama sekali, karena saya tahu bahwa saya sudah tidak membutuhkannya, pada kenyataannya dia justru merupakan rintangan bagiku dalam meninjau dunia.

Segala hal yang saya alami semuanya berpadu menjadi satu, maka dari itu sangat sulit bagi saya untuk melukiskan dengan menurut urutan peristiwa yang terjadi. Waktu sepertinya telah terhenti, dulu, sekarang, dan akan datang bagi saya sama sekali sudah bersatu dalam kesatuan yang tidak ada konsepsi waktunya. Tidak tahu kapan, saya telah melihat perjalanan seumur hidup diri saya. Dalam sekilas itu saya telah melihat seluruh kehidupan abadi diri sendiri.

Saya menyadari bahwa kehidupan ada di mana-mana, tidak hanya kehidupan dunia fana, melainkan juga kehidupan yang tak terbatas. Semua ini tidak hanya berhubungan bersama, lagi pula semuanya ini memang merupakan satu kesatuan. Saya bisa pergi ke tempat lain dalam sekejap waktu. Saya berusaha mencoba berkomunikasi dengan orang yang saya jumpai, di antaranya ada beberapa orang telah merasakan keberadaanku, namun tidak ada orang mempedulikan diriku. Saya merasa harus mempelajari filsafat dan Alkitab. Apa yang Anda inginkan, Anda bisa mendapatkannya. Dan akan datang dengan apa yang terlintas dalam pikiran Anda, saya pernah kembali ke kerajaan Romawi, Babilon, serta zaman Nabi Nuh dan Abraham (Nabi Ibrahim), semua nama zaman yang bisa Anda sebutkan, saya pernah ke sana.

Saya telah meliputi semua peristiwa dan pengalaman yang indah ini, hingga saat mereka melakukan autopsi dan menoreh bagian perutku, saya merasakan sebuah kekuatan yang sangat besar telah memegang leherku dan ditekan ke bawah, kekuatan ini demikian besarnya, sehingga saya membuka sepasang mataku, dan merasakan sakit yang sangat. Tubuh saya dingin sekali, dan mulai menggigil, lalu segera dilarikan ke rumah sakit.
NDE (Near Death Experience) dialami oleh banyak orang, dan sifatnya subjektif. Itulah mengapa sains sampai saat ini masih belum mampu mengungkapkannya. Ada orang yang melihat cahaya merah muncul di depannya dan menariknya. Bahkan bila anda akrab dengan Guns n Roses, pada lagu terakhir album Use Your Illusion 1 terdapat pengalaman pribadi axel rose saat ia dalam kondisi koma karena OD. Kebetulan judulnya juga Coma dan merupakan lagu dengan durasi terpanjang dalam seluruh album GnR. Jutaan orang mengatakan bahwa mereka mengalami NDE dan pastinya lebih banyak lagi yang mengalaminya namun tidak mau menceritakannya. Saya salut dengan rekan jo disini yang mau bercerita mengenai hal tersebut kepada kita semua. Sebagai contoh sebuah badan statistik di amerika mencatat 8-12 juta orang mengalami NDE yang intinya bercerita tentang hidup sesudah mati itu seperti apa; di Inggris, ditemukan 7 dari 10 orang percaya pada apa yang ia saksikan pada saat NDE dan hal tersebut meyakinkan mereka bahwa hidup sesudah mati itu ada.
Mari kita lihat berbagai kesaksian NDE: "Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana nenek saya sesaat sebelum meninggal mengatakan bahwa ada burung merak yang terbang dan hinggap di pintu kamar, tepat di belakang saya duduk waktu itu." Jack Foreman,seorang teknisi angkatan laut, yang berhasil selamat, menceritakan bahwa ia menyaksikan seluruh kisah hidupnya terpampang didepannya seperti sebuah film di bioskop. mulai dari saat ia di dalam rahim, dibaptis saat kecil, peristiwa memalukan saat ia mengotori celananya waktu kecil. iapun mendengar suara ribut yang semakin lama semakin keras keluar dari sebuah lorong gelap dengan sumber cahaya super terang di ujung lorong tersebut. Cahaya ini mulai berujud manusia dan berpesan padanya, “Engkau mesti pergi.” Kemudian segalanya yang telah ia saksikan kembali bergerak mundur dengan cepat hingga ia kembali ke rahim dan akhirnya sadar dari koma.
Penelitian Dr. Susan Blackmore menyimpulkan bahwa keyakinan dalam hidup sesudah mati tidaklah perlu bagi seorang yang mengalami NDE:
“NDE terjadi pada orang2 yang ‘tidak beriman pada hari akhir’ : baik itu ateis maupun seorang pendosa.“
Howard Storm dan beberapa atheist terkenal yang mendapat kesempatan kedua mengakui diselamatkan oleh Yesus saat ia akan dimasukkan neraka. Sehingga setelah hidup kembali ia menjadi orang beriman. Namun sebaliknya, malah ada ateis yang tetap ateis setelah mengalami NDE, seperti Daniel C Dennett.
Penelitian dari Gerry Lougrhan,pada tahun 2001. Terhadap 50 peristiwa NDE yang di alami khusus oleh atheist mendapatkan data sbb:
1. 75% merasakan perasaan cinta yang sangat luar biasa
2. 65% merasakan telepati mental
3. 100% mengalami review kehidupan (dari bayi hingga saat itu)
4. 75% mengatakan melihat ‘Tuhan’
5. 50% merasakan kegembiraan yang teramat sangat
6. 63% merasakan mendapatkan sebuah pengetahuan yang tak terbatas
7. 25% merasakan mengunjungi dunia akhirat (dalam berbagai versi)
8. 13% merasakan mendapat pesan bahwa ia belum saatnya mati
9. 50% merasakan bertemu dengan Yesus
10. 50% merasakan rasa takut yang teramat sangat
11. 13% merasa diberitahu mengenai hidupnya di masa lalu
12. 50% merasa berada atau melihat neraka
13. 25% merasa berada atau melihat sumber pengetahuan universal
Hal2 yang tidak ditemukan dalam NDE yang dialami ateis, namun ditemukan pada NDE yang dialami oleh teis antara lain
1. Ateis tidak merasakan di ingatkan bahwa ia memiliki sebuah pengetahuan yang tidak dia ketahui.
2. Ateis tidak merasakan di kunjungi atau mengunjungi teman2 lamanya yang telah tiada.
3. Ateis tidak merasa melihat roh berada di antara orang2.
4. Tidak ada ateis yang mengalami NDE akibat dari usaha bunuh diri
5. Ateis tidak melihat adanya setan, iblis atau mahluk menyeramkan lainnya.
Kesimpulan dari data ini menurut Gerry adalah :
Fakta bahwa tidak ada ateis yang melihat roh berada di antara manusia dan tidak pula melihat iblis, menunjukkan bahwa apa yang ia ingin kita lihat pada saat mati, itulah yang akan kita lihat pada NDE. Ateis ingin tahu apakah tuhan itu benar2 ada atau tidak, maka ia melihat tuhan pada saat NDE.

Teori

Begitu banyak teori misalnya teori dari bidang kedokteran, dan neurologi, evolusi juga ada. Dari bidang teistik ada penjelasan keagamaan. belum lagi teori tentang adanya kuasa kegelapan dan teori dimensi tinggi. Para agamawan merasa bahwa ini adalah bukti adanya hidup sesudah mati dan bukti adanya tuhan. Di sisi lain, ilmuwan, terus bekerja di laboratorium untuk mengkaji secara ilmiah hal ini, terutama lewat sains neuro, khususnya model kesadaran behavioral dan psikobiologis.
Penelitian mengungkapkan bahwa kondisi NDE dapat dibuat pada subjek yang sehat lewat setting terapi memakai teknik desensitisasi dan reprosesing gerakan mata (EMDR). Subjek mengalami kondisi2 seperti yang dialami oleh orang yang merasakan NDE. Dengan kata lain NDE bukan lagi dapat diartikan pengalaman menjelang kematian, tetapi salah satu pengalaman yang dibangkitkan otak dari sekian banyak pengalaman yang dapat kita rasakan dalam hidup sehari2. Penemuan ini sangat berharga bagi ilmuan untuk meneliti peristiwa NDE dengan mengasumsikan bahwa segala yang dirasakan oleh seorang yang mengalami terapi EMDR atau penggunaan obat2an tertentu yang menghasilkan NDE, sama dengan yang dirasakan oleh orang yang benar2 mengalami NDE. Tentunya secara statistik. Lagi pula sangat sulit bagi ilmuan untuk meneliti subjek yang benar2 dalam kondisi NDE. Pasalnya, orang itu harus dibuat hampir mati dulu. Tentunya sangat tidak manusiawi. Penelitian menunjukkan adanya penigkatan aktivitas lobus temporal dari otak manusia yang terjadi saat terapi. Daerah ini adalah daerah pengendali emosi pada manusia.

Kesimpulan

Apa yang anda rasakan tidaklah mengkonfirmasi bahwa apa yang anda lihat itu benar. Ia dirasakan oleh anda, karena anda ingin menyaksikan itu. Seperti dalam iklan leo stick,”apa permintaan terakhirmu?” kata kepala suku? “Leo.” jawab anda. Pada prinsipnya, otak memaksakan diri untuk mengalami sesuatu yang di inginkan untuk di lihat sebelum mati. Mungkin karena setelah mati, hal tersebut tidak lagi dapat dirasakan. Tentu saja, apa yang dilihat tersebut, adalah produk dari imajinasi dalam otak (sadar atau tidak sadar) sebelumnya, bukan kenyataannya.

Sumber : Search google dengan keyword “atheist NDE” dan “NDE scientific explanation”
Facebook

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

KIRIM BAGI KE

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites